ADS

Advertising:

Dimsum: Cita Rasa Kecil Penuh Makna dari Negeri Tiongkok

 Dimsum adalah salah satu hidangan khas Tiongkok yang telah mendunia dan digemari banyak orang. Nama "dimsum" secara harfiah berarti "menyentuh hati" dalam bahasa Kanton. Hidangan ini bukan sekadar makanan ringan, melainkan bagian dari tradisi kuliner dan budaya masyarakat Tionghoa yang sudah berumur ratusan tahun.

Di negara asalnya, dimsum biasa disajikan dalam kegiatan “yum cha” atau tradisi minum teh pagi bersama keluarga atau kerabat. Hidangan ini disajikan dalam porsi kecil dan dimakan bersama-sama, sehingga menciptakan suasana hangat dan akrab saat bersantap.

Dimsum
Siomay

Sejarah dan Filosofi Dimsum

Tradisi dimsum berasal dari wilayah Kanton (Guangdong) di Tiongkok Selatan. Pada masa Dinasti Tang, muncul kebiasaan para pelancong dan pedagang beristirahat di kedai-kedai teh yang menyajikan kudapan kecil. Dari sinilah tradisi “yum cha” berkembang dan menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Tiongkok.

Dimsum awalnya hanya terdiri dari beberapa jenis makanan ringan, tetapi kini berkembang menjadi lebih dari seratus varian, mulai dari yang dikukus, digoreng, dipanggang, hingga yang berkuah. Filosofinya tetap sama: menghadirkan rasa dalam ukuran kecil, untuk dinikmati perlahan-lahan sambil berbincang.

Jenis-Jenis Dimsum
Jenis-Jenis Dimsum

Ragam Jenis Dimsum

Salah satu daya tarik utama dimsum adalah variasinya yang sangat beragam. Beberapa jenis dimsum yang paling populer antara lain:

  • Siomay (Shumai): Dimsum berisi daging cincang (biasanya ayam, udang, atau babi) yang dibungkus kulit tipis dan dikukus. Bagian atasnya sering diberi topping wortel parut atau telur ikan.

  • Hakau (Har Gow): Dimsum berisi udang utuh yang dibungkus kulit transparan berbahan tepung beras dan tepung tapioka.

  • Lumpia Udang Goreng: Dimsum digoreng dengan isian udang dan sayuran, dibalut kulit lumpia yang renyah.

  • Bakpao Mini (Char Siu Bao): Roti kukus dengan isian daging manis gurih khas Tiongkok.

  • Kaki Ayam Kukus: Meski terdengar ekstrem bagi sebagian orang, hidangan ini adalah favorit pecinta dimsum, dimasak dengan bumbu pedas manis hingga lembut.

Selain itu, masih banyak dimsum berbentuk pangsit, bola-bola nasi, dan kue-kue kecil manis yang juga termasuk dalam keluarga dimsum.


Disajikan dengan Teh Hangat

Tradisi menyantap dimsum tak lengkap tanpa teh hangat. Biasanya, teh yang digunakan adalah teh melati, teh oolong, atau teh pu-erh. Kombinasi dimsum dan teh ini tidak hanya menyegarkan mulut, tapi juga dipercaya membantu pencernaan.

Dalam budaya Kanton, menyantap dimsum sambil minum teh adalah simbol kebersamaan, relaksasi, dan waktu berkualitas. Tak heran jika restoran dimsum di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, selalu ramai saat akhir pekan, terutama pagi hingga siang hari.

Dimsum bukan hanya soal makanan kecil yang enak, tapi juga simbol budaya, tradisi, dan kebersamaan. Dengan pilihan rasa yang luas dan tekstur yang bervariasi, dimsum berhasil mencuri hati banyak orang di seluruh dunia. Kini, dimsum tidak hanya bisa ditemui di restoran Tiongkok, tapi juga di hotel, pasar malam, hingga sebagai frozen food yang bisa dimasak sendiri di rumah.

Jika kamu mencari pengalaman kuliner yang autentik namun bersahabat, sepiring dimsum dan secangkir teh hangat mungkin adalah jawabannya.

Posting Komentar

0 Komentar