Haggis adalah hidangan nasional Skotlandia yang dikenal karena rasanya yang gurih dan kisah sejarah panjang di baliknya. Bagi masyarakat Skotlandia, haggis bukan sekadar makanan, melainkan simbol budaya dan identitas yang diwariskan turun-temurun. Walau bagi sebagian orang tampak “aneh” karena bahan-bahannya yang tidak biasa, haggis tetap menjadi kebanggaan kuliner negeri tersebut.
Hidangan ini pertama kali disebut dalam literatur abad ke-15 dan sejak itu menjadi bagian penting dari tradisi Skotlandia, terutama dalam perayaan Burns Night — acara tahunan untuk mengenang penyair nasional, Robert Burns.
Apa Itu Haggis?
Secara sederhana, haggis adalah campuran daging cincang jeroan domba seperti jantung, hati, dan paru-paru yang dimasak bersama bawang, oatmeal, lemak hewan, bumbu rempah, serta garam. Semua bahan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam perut domba (yang berfungsi sebagai pembungkus alami) dan direbus hingga matang.
Meski terdengar ekstrem, hasil akhirnya justru menghadirkan aroma gurih dan rasa kaya yang menggugah selera. Tekstur haggis lembut di dalam namun sedikit padat, memberikan keseimbangan rasa yang khas antara gurih, pedas ringan, dan aroma rempah yang dalam.
Sejarah dan Asal Usul
Asal usul haggis masih menjadi perdebatan. Beberapa sejarawan percaya bahwa hidangan ini berasal dari masa ketika para gembala Skotlandia harus memasak jeroan domba segera setelah penyembelihan agar tidak terbuang percuma. Pembungkus dari perut hewan menjadi solusi praktis dan ekonomis untuk menampung bahan-bahan tersebut.
Namun, ada juga yang meyakini bahwa konsep serupa sudah dikenal di negara lain seperti Norwegia dan Islandia sebelum akhirnya populer di Skotlandia. Apa pun asalnya, haggis kini identik dengan semangat rakyat Skotlandia yang sederhana, tangguh, dan kreatif dalam memanfaatkan bahan yang ada.
Cara Penyajian Klasik
Haggis tradisional biasanya disajikan dengan neeps and tatties, yaitu kentang tumbuk dan lobak kuning rebus. Kombinasi ini menghasilkan hidangan yang hangat, lembut, dan menenangkan.
Dalam acara Burns Night, haggis dibawa masuk ke ruangan dengan upacara khusus sambil dibacakan puisi “Address to a Haggis” karya Robert Burns. Momen ini menjadi simbol penghormatan terhadap warisan budaya dan tradisi kuliner Skotlandia.
Untuk versi modern, haggis kini juga hadir dalam berbagai bentuk inovatif — seperti haggis burger, pie, atau bahkan versi vegetarian yang menggunakan lentil dan kacang-kacangan sebagai pengganti daging.
Fakta Menarik
-
Haggis sempat dilarang masuk ke Amerika Serikat selama beberapa dekade karena penggunaan paru-paru hewan dalam bahan utamanya.
-
Restoran modern di Edinburgh dan Glasgow kini banyak menawarkan versi haggis yang lebih ringan dan sesuai selera global.
-
Banyak turis mencicipi haggis sebagai “tantangan kuliner”, namun berakhir jatuh cinta dengan rasanya yang unik.
Haggis mungkin bukan hidangan yang mudah diterima semua orang pada pandangan pertama, namun di balik tampilannya yang sederhana, tersimpan sejarah panjang, filosofi hidup, dan rasa yang kaya makna.
Lebih dari sekadar makanan, haggis adalah bentuk penghormatan terhadap tradisi dan identitas bangsa Skotlandia. Setiap suapan adalah perjalanan ke masa lalu — penuh cita rasa, kehangatan, dan kebanggaan nasional.


0 Komentar